InginBeli Tanah, Begini Cara Cek Agar Tidak Terkena Sengketa. Dalam membeli sebidang tanah masyarakat harus terlebih dahulu datang ke kepala desa setempat untuk mengetahui pemilik tanah. Yanita Petriella - September 2021 |
Tanah longsor biasanya terjadi di wilayah yanag terdapat banyak lereng dengan kemiringan di atas 45 derajat, meskipun tak tertutup kemungkinan juga bisa terjadi pada tanah datar namun peluangnya lebih kecil. Untuk itulah menjelang puncak musim hujan, pemerintah sudah menyiapkan pusat siaga bencana di banyak tempat langganan longsor. Masyarakat pun sudah berulang kali diminta untuk mewaspadai dan mempelajari tanda akan terjadinya tanah Tanah LongsorTanah longsor merupakan perpindahan tanah yang di dalamnya terdapat batu dan material organik maupun anorganik secara tiba tiba dan bergerak kebawah sehingga meninggalkan lereng. Proses terjadinya tanah longsor dikarenakan terganggunya keseimbangan sehingga tanah menjadi labil dan mudah untuk bergeser yang disebabkan oleh adanya air yang masuk kedalam lapisan atmosfer bagian tanah kedap air yang berperan sebagai area air sudah bisa masuk kedalam area gelincir pada lapisan tanah dalam maka pembatas antara tanah bagian atas dan bagian tanah kedap air menjadi goyah dan struktur atas tanah dengan mudahnya bergeser, terlebih jika diatas tanah tersebut sudah banyak berdiri bangunan yang memberikan beban kepada cara menghindari tanah longsor ?Untuk menghindari dari tanah longsor, kita wajib mengetahui cara dan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Memang kita sebagai manusia tidak bisa menghentikan terjadinya bencana secara 100 persen, namun setidaknya dengan melakukan upaya preventif sejak dini akan mengurangi resiko dan dampak yang akan ditimbulkan. Berikut adalah cara atau upaya yang bisa kita lakukan dengan berbagai cara mencegah tanah longsor 1. Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas LerengKetika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat diupayakan untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan adanya tebing curam terlebih pada lahan gundul sementara itu diatasnya juga ada kolam dan sawah yang dipenuhi air tentu membuat daya hidrostatika semakin kuat menekan permukaan tanah sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan mengakibatkan terjadinya gawat akan terjadi jika semua air sawah atau kolam tiba tiba menghilang karena habis terserap ke dalam tanah. Hal itulah yang sering terjadi sesaat sebelum terjadinya bencana. baca cara mencegah erosi tanah2. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah TebingUntuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang aman ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar memang berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contoh jika tinggi suatu tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau angunan berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan Jangan Menebang Pohon Di Sekitar LerengJika kit akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing. Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah. baca dampak akibat kerusakan hutan4. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak LurusKetika ingin mengali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan tambang atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Karena walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya penyebab tanah Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar SungaiSemakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya Membuat TeraseringJika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off aliran permukaan ketika hujan. Jangan lupa atur drainase supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan demikian semakin jauh potensi terjadinya tanah Lakukan Upaya PreventifDengan cara mengecek apakah terdapat retakan pada tanah, jika ditemukan maka segera tutup celah retakan itu dengan tanah lempung supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. Selain itu dengan menjaga kelestarian vegetasi di sekitar tebing juga menjadi salah satu upaya pencegahan yang terbukti Memberikan penyuluhan kepada MasyarakatTerkait tanah longsor dan bahaya yang mengikutinya. Seringkali penyebab rusaknya kawasan hutan sekitar lerang karena dilakukannya penebangan pohon oleh masyarakat sekitar yang memang belum memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak negatif yang akan terjadi. Dengan memberikan penyuluhan akan membuka wawasan dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya Harus Ada Intervensi Dari PemerintahUpaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan semakin tepat sasaran ketika dibuat peraturan tegas terkait pelanggaran aturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, harus ada upaya campur tangan dari pemerintah atau pihak berwenang untuk membuat aturan dan sanksi yang tegas untuk setiap pelanggaran. Dengan demikian akan menekan resiko terjadinya kerusakan hutan di area Faktor Penyebab Tanah Longsor Menurut hukum fisika, tanah longsor pada dasarnya terjadi karena daya dorong tanah lebih besar daripada daya penahannya. Besarnya daya dorong pada lereng tersebut dikarenakan beban yang diberikan kepada tanah seperti terdapat banyak bangunan, gundulnya tanah, sudut kemiringan dan berat jenis batuan atau tanah, sedangkan hal yang mempengaruhi lemahnya daya penahan tanah pada lereng seperti kekuatan batuan penyangga dan tingkat kepadatan karena perbedaan massa jenis tanah atas dan penahan di bagian lereng menyebabkan terjadinya ketimpangan pada keduanya, tanah bagian atas yang semula memiliki massa jenis lebih rendah daripada lapisan dalam, akan menjadi lebih berat karena tingginya Intensitas air yang masuk. Berikut faktor utama yang menjadi penyebab tanah adalah penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab tanah longsor 1. Faktor AlamIklimMeliputi cuaca dan curah hujan di daerah tersebut dimana semakin tinggi tingkat curah hujan pada kawasan miring maka akan semakin besar resiko terjadinya tanah longsor, apalagi jika tidak adanya penututp vegatasi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan penyerap air topografiMeliputi tingkat kecuraman suatu tempat juga akan berpengaruh terhadap ukuran daya dorong kebawah, semakin curam maka akan semakin besar gaya potensialnya karena dipengaruhi oleh gravitasi. baca pembagian musim di indonesiaKondisi GeologiMeliputi jenis dan tingkat pelapukan batu serta struktur lapisan tanah juga turut andil dalam memicu terjadinya tanah longsor. Struktur lapisan dalam yang kurang padat akan mengurangi daya penahan terhadap lapisan tanah diatasnya. Begitu juga dengan tingkat pelapukan batuan dalam yang mana rentan terjadi keretakan terutama jika terjadi gempa AirKondisi drainase yang buruk menjadi penyebab terakumulasi nya air pada satu titik sehingga air bisa saja merembes ke lapisan dalam dan terjadi eros bagian Selain itu tingkat pelarutan dan tekanan hidrostatika juga berpengaruh karena memberikan daya tekan terhadap keseimbangan oleh EksternalKondisi tanah yang sudah labil akibat tekanan air dan lahan yang curam tentunya akan sangat rentan untuk runtuh jika mendapatkan getaran dari luar baik itu berasal dari gempa bumi, getaran mesin, ledakan ataupun getaran lainnya. Dengan adanya getaran maka akan terjadi geseran sehingga tanah akan retak dan terlepas dari tanah Faktor ManusiaPemotongan tebing untuk kepentingan tambangSering kali terjadi dan merusak struktur tanah yang tadinya stabil. Kemiringan akan semakin curam ketika suatu lahan tebing di potong dengan alasan untuk pengalian tambang sehingga pada akhirnya mendekati 90 derajat atau dengan kata lain hampir tegak lurus terhadap tanah HutanKasus umum yang kerap terjadi sekarang dengan adanya kegiatan pengundulan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Tanpa adanya pohon sebagai vegatasi membuat tidak ada lagi penahan tanah dan air sehingga tanah akan longsor dan terjadinya pertanian yang tidak bijakPola penanaman kebun yang tidak memperhatikan drainase menyebabkan terjadinya erosi baik di permukaan maupun di dalam tanah. Sehingga ketika curah hujan sedang tinggi, dengan sistem pengaturan jalan keluar air tidak optimal maka semakin banyak air tergenang di permukaan sehingga tanah menjadi lebih berat karena adanya tekanan suatu wilayah yang tidak memperhatikan RUTRseringkali pengembangan suatu suatu daerah yang memiliki kontur berbukit tidak di iringi dengan kesadaran masyarakat mengenai Rencana Umum Tata Ruang Kota RUTR yang baik sehingga setiap kali pembangunan tidak diikuti oleh standar yang tepat, dimana nanti akan ada suatu titik yang sebenarnya tidak layak namun tetap di kembangkan untuk kolam di atas lerengMeskipun jarang terjadi namun kerap dijumpai adanya budidaya perikanan yang terletak di atas lereng. Lebih parahnya struktur kolam tidak dibeton sehingga air langsung merembes ke bagian dalam tanah, akibatnya susunan tanah menjadi lunak dan meningkatkan daya gelincir. Dalam mengembangkan kolam yang berlokasi diatas tebing harus dilakukan peninjauan kembali dan memperhitungkan dampak dampak yang mungkin ditimbulkan. baca manfaat sungaiKesalahan struktur dinding penahan tanahUntuk daerah bertebing yang sudah padat dengan pemukiman penduduk, melakukan proses pembetonan diseluruh lereng wajib dilakukan untuk mengurangi resiko buruk yang tidak diinginkan. Namun adakala nya faktor human error menjadi penyebab rapuhnya struktur beton penahan tanah yang berada di tebing tersebut, sehingga hanya dalam waktu singkat dinding beton mengalami kerusakan yang dapat meluas jika tidak ditangani dengan penimbunan tanah di sekitar lerengTujuan awalnya adalah untuk menahan tanah tanaman agar tidak hanyut terbawa air, namun penimbunan tanah di areal tebing justru akan berbahaya terlebih jika volume tanah urugan tersebut sangat besar. Timbunan tanah itu tidak kokoh karena tidak memiliki penahan dan kepadatannya pun rendah sehingga sangat mudah diserap air dan menjadi lebih berat dari tanah Tanda Terjadinya Tanah LongsorSetiap bencana alam, khususnya tanah longsor tidak terjadi begitu saja. Beberapa saat sebelum terjadinya longsoran tanah skala besar, sebenarnya masyarakat sudah bisa mengetahui peringatan dini yang tampak dari tanda dan ciri spesifik yang timbul. Jadi hal ini bisa dijadikan alarm peringatan untuk segera waspada jika banyak muncul tanda tersebut. Berikut ciri ciri awal tanah adalah penjelasan mengenai tanda-tanda terjadinya tanah longsor 1. Tebing terlihat rapuh dan kerikil banyak jatuhJika dinding lereng sudah banyak rapuh ketika dipijak dan banyak batu berbagai ukuran sudah jatuh maka itu tandanya komposisi tanah sudah tidak solid, sehingga material berat seperti batu sudah terlebih dahulu jatuh. Jika kondisi tidak berubah maka longsoran tanah tinggal menunggu waktu Banyak pohon dan tiang listrik miringHal ini wajar karena kepadatan tanah sudah berkurang karena terjadi pelonggaran akibat pergeseran material tanah. Semakin miring pohon dan tiang listrik maka semakin rapuh tanah penyangga-nya. Keadaan darurat dapat segera dicanangkan apabila kuantitas pohon atau tiang listik yang miring lebih Muncul retakan tanah pada tebingIni menjadi salah satu pertanda dan dapat dijadikan indicator bahwa bencana tanah longsor sudah berada di depan mata. Perlu ditinjau kembali apakah retakannya terjadi dalam skala besar atau skala minor. Apabila terdapat retakan besar searah tebing yang memanjang, segera lakukan evakuasi warga yang tinggal dibawah lereng tersebut, karena sewaktu waktu tanah bisa Tidak ada lagi air tergenang setelah hujanHal yang wajar jika sehabis hujan deras, banyak air tergenang di atas tanah. Namun jika suatu hari terdapat tanda seperti itu yakni tidak adanya air tergenang artinya semua air sudah masuk kedalam lapisan tanah bagian dalam. Hilangnya air seperti ini disebabkan oleh kepadatan tanah yang berkurang sehingga dengan mudahnya air merembes Tanah keluar air secara tiba-tibaJika didapati air yang muncul dan keluar dari tanah maka harus segera waspada karena itu bukan mata air yang sebenarnya melainkan tanah yang sudah kelebihan air sehingga air terdorong ke atas dan sampai ke permukaan. Atau bisa juga kadar air yang sudah terlalu tinggi dibagian atas mendorong air ke daerah bawah tebing sehingga keluar air yang mirip dengan mata Amblas nya Bagian luar atau dalam rumahHal ini disebabkan karena tanah yang berada di bawah bangunan sudah bergeser sehingga hanya menyisakan celah pondasi rumah dengan tanah. Tentu saja pondasi tidak akan sanggup menahan beban bangunan jika tidak ada penyangga tanah yang kuat dibawahnya. Namun perlu dilihat juga apakah posisi rumah memang berada di atas lereng atau pada wilayah datar, yang perlu diwaspadai adalah ketika posisi rumah memang berada di atas tebing dan muncul tanda seperti Yang Wajib Dilakukan Setelah Tejadinya BencanaTidak ada seorang pun yang menghendaki terjadinya bencana tanah longsor, namun kita juga perlu mengetahui tahapan apa saja yang harus segera dilakukan sesaat setelah terjadinya bencana. Dengan mengetahui cara dan tahapan yang benar maka akan dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa, selain itu akan mempercepat proses rehabilitasi pasca terjadinya tanah longsor. Tahapan apa saja yang harus dilakukan berikut Kondisi DaruratYang mana suatu keadaan saat terjadinya bencana. Pada tahapan ini harus segera dilakukan tindakan penyelamatan secara cepat dan efektif untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa. Segera hubungi pemerintah supaya dapat membantu menurunkan rewalan dan tenaga medis ke lokasi bencana. Upaya evakuasi terhadap semua korban yang masih selamat juga perlu Proses RehabilitasiTermasuk upaya pemulihan kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut dengan melakukan pembersihan sisa bangunan yang hancur dan material longsoran. Pada tahapan ini, semua prasarana yang hancur akan segera di perbaiki. Tidak hanya rekontruksi fisik bangunan dan sarana umum lainnya, kondisi psikologi para korban yang mengalami trauma pun harus segera dihilangkan agar tidak membebani Proses RekontruksiMerupakan tahap akhir dari semua tahapan pasca terjadinya bencana meliputi melakukan penguatan terhadap semua sarana prasarana dan infrastruktur pada daerah bencana longsor dan daerah lainnya yang berpotensi. Selain itu upaya rekontruksi juga dilakukan pada lereng yang sudah rusak tersebut dengan mulai melakukan penanaman banyak pohon supaya kedepannya tidak terjadi bencana yang kita sudah mengetahui banyak tentang cara pencegahan tanah longsor, faktor, tanda-tanda dan cara menanggulangi tanah longsor. Semoga bermanfaat.
Gabionadalah dinding penahan tanah yang di buat dari batu bronjong yang di ikat oleh kawat sekeliling nya, fungsi nya tentu untuk menahan tanah yang berada di lereng lereng agar tidak terjadi longsor, bisa juga sebagai pagar dinding yang bisa di desain menarik dengan batu batu berwarna yang di dekor. Berikut ini adalah contoh gambar gabion
Cara Mencegah Bencana Tanah Longsor Pada Lahan Miring Terbaru 2021. Bencana tanah longsor biasanya sering terjadi di dataran tinggi yang terdapat banyak lereng dengan kemiringan di atas 45 derajat. Meskipun begitu tidak menutup kemungkinan dataran datar juga bisa terjadi longsor, walaupun peluang terjadinya lebih kecil. Memasuki musim penghujan ini bencana tidak tahu kapan datangnya, oleh karena itu pemerintah telah menyiapkan pusat siaga bencana di tempat yang berpotensi menjadi langganan longsor. Masyarakat juga telah dihimbau untuk tetap waspada jika terjadi hujan dan mempelajari tanda – tanda terjadinya longsor. Apa itu Tanah Longsor ? Tanah Longsor adalah perpindahan tanah yang di dalamnya terdapat bebatuan organik maupun anorganik yang secara tiba – tiba bergerak ke bawah sehingga meninggalkan lereng. Tanah longsor terjadi karena terganggunya keseimbangan sehingga tanah menjadi mudah bergeser yang biasanya disebabkan oleh air yang masuk ke dalam lapisan atmosfer yang mempunyai peran sebagai area gelincir. Jika air sudah memasuki area gelincir pada lapisan tanah bagian dalam, maka tanah bagian atas dan tengah kedap air menjadi goyah, tanah menjadi labil dan struktur tanah atas akan sangat mudah bergeser, terlebih lagi jika diatas tanah tersebut berdiri banyak bangunan yang memberikan beban ke tanah. Cara Menghindari Tanah Longsor Cara menghindari bencana tanah longsor kita harus mengetahui cara dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor. Sebagai manusia kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi, namun dengan kita belajar mempelajari tanda – tanda bencana longsor dan cara pencegahannya dengan mengurangi tindakan yang dapat memicu bencana, setidaknya bisa mengurangi resiko dan dampak yang di timbulkan. Cara Mencegah Bencana Tanah Longsor Pada Lahan Miring Berikut ini adalah cara dan Tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menghindari bencana tanah longsor. 1. Jangan Menebang Pohon di sekitar Lereng Pohon memiliki peran penting sebagai penahan tanah, semakin banyak pohon maka semakin kuat dan stabil tanahnya. Bagian akar pohon tersebut saling menyebar dan bersinggungan sampai bisa membantu tanah agar tidak mudah terjadi longsor, karena bagian akar pohon juga memiliki tugas sebagai penahan tanah. Dengan mengurangi penebangan pohon di sekitar lereng bisa menyelamatkan kita dari bencana longsor. 2. Tidak Mendirikan Bangunan di sekitar Sungai Semakin dekat bangunan dengan bibir sungai, maka semakin besar peluang terjadinya bencana longsor. Tanah yang terus tergerus oleh erosi hingga tanah disekitar sungai menjadi habis, bisa menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan bangunan di sekitar tepi sungai. Jika terjadi hujan deras hingga menyebabkan arus sungai semakin deras dan volume air semakin besar, maka akan mudah terjadinya erosi. 3. Jangan membuat Kolam atau Sawah di Atas Lereng. Jika Anda ingin membuat kolam atau sawah diatas lereng diusahakan jangan membuatnya. Karena semakin meningkatkan peluang untuk terjadinya bencana longsor. Adanya tebing curam dengan lahan yang gundul dan diatasnya juga terdapat kolam atau sawah yang penuh dengan air, akan membuat daya hidrostatiska semakin kuat untuk menekan permukaan tanah, sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan dapat mengakibatkan terjadinya longsor. Keadaan darurat bisa terjadi jika air yang ada di sawah atau kolam tadi tiba – tiba hilang terserap ke dalam tanah. Hal seperti itu sering terjadi sesaat sebelum terjadinya bencana longsor. 4. Jangan Mendirikan Rumah di Bawah Tebing Untuk pembuatan rumah carilah lokasi rumah yang masih terbilang aman. Jika daerah sekitar memanglah berbukit, pilihlah lokasi yang sekiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi bencana longsor. Ketika membangun rumah usahakan lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contohnya jika tebing setinggi 50 meter maka usahakan jarak rumah berjarak minimal 175 meter dari kaki lereng, sehingga jika terjadi bencana longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut. 5. Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus Saat menggali tanah dalam jumlah yang besar contohnya untuk keperluan tambang, maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak lurus, karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang ada di atasnya. Walaupun di atas lereng dipenuhi oleh pepohonan, namun jika badan tebing sudah terpotong terlalu dalam maka tanah di bagian bawah akan kehilangan penopang dan keseimbangan, sehingga akan mudah terjadi tanah longsor. 6. Melakukan Upaya Preventif Dengan sering mengecek apakah ada retakan pada tanah, jika ditemukan maka segera ditutup dengan tanah lempung agar tidak banyak air yg masuk ke dalam celah tersebut. Bukan hanya itu, sering menjaga kelestarian vegetasi di area tebing juga merupakan salah satu upaya untuk pencegahan longsor yang terbukti efektif. 7. Membuat Terasering Jika ada lahan miring yang terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang, maka gunakanlah sistem terasering atau sistem bertingkat sehingga akan memperlambat aliran permukaan ketika hujan. Jangan lupa atur juga drainase agar air tidak tergenang di lereng. Dengan menerapkan sistem ini maka akan semakin jauh potensi terjadinya bencana longsor. 8. Memberikan Penyuluhan Kepada Masyarakat Terkait bencana tanah longsor, sering kali penyebab tanah longsor di area hutan sekitar lereng dikarenakan adanya penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, yang memang belum memiliki kesadaran atau pengetahuan mengenai dampak negatif penebangan pohon. Dengan memberikan penyuluhan ini akan membuka wawasan dan kesadaran masyarakat akan bahayanya jika menebang pohon secara liar, dan peluang terjadinya bencana akan semakin kecil. 9. Intervensi Dari Pemerintah Memberikan penyuluhan kepada masyarakat merupakan pilihan yang tepat apabila dibuat sebuah peraturan yang tegas terkait pelanggaran aturan yang sudah ditetapkan. Jadi harus ada campur tangan dari pemerintah dan warga untuk membuat peraturan dengan sanksi tegas kepada pelanggar. Dengan ini resiko terjadinya bencana tanah longsor bisa berkurang. Mungkin itu sedikit pembahasan tentang Cara Mencegah Tanah Longsor Pada Lahan Miring semoga bisa bermanfaat, Kurang lebihnya kami minta maaf. Terima kasih.
4 Tidak memotong tebing secara tegak lurus Pembuatan jalan dan penggalian tambang tidak boleh dilakukan secara tegak lurus pada daerah tebing atau lereng. Karena akan menyebabkan tanah kehilangan
pinterest Indonesia memang rawan bencana, namun ada sejumlah solusi untuk menyiasati tanah miring longsor, kamu memang perlu mengantisipasi masalah. Situs berita pernah melansir data dari BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional. Dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Oktober 2020, Indonesia telah dilanda bencana alam. Bayangkan kalau jumlah ini belum menghitung tiga bulan terakhir pada 2020, jumlahnya sudah pasti bertambah. Bencana ini terdiri dari gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang dan abrasi, serta lainnya. Tanah longsor berada di posisi ketiga dengan jumlah bencana mencapai 447 kejadian, di bawah banjir dan angin puting beliung. Jangan salah lo, bencana longsor sering terjadi di Indonesia, negara ini memang rawan longsor karena kontur tanah. Pada 18 November 2020, bencana longsor yang menelan 4 korban jiwa juga terjadi di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sejumlah kejadian tanah longsor yang menelan korban jiwa dalam jumlah banyak terjadi Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada 2003 dengan 90 korban jiwa. Lantas kejadian serupa juga terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Barat 2014 dengan korban mencapai 100 orang meninggal. Situs properti akan membahas mengenai cara menyiasati tanah miring longsor, bagaimana agar tanah tidak longsor. Ada sejumlah cara mengatasi tanah miring dan cara menanggulangi tanah longsor yang bisa dilakukan. Hal ini bisa menyiasati kalau rumah berada di lereng bukit atau gunung atau berada di kaki bukit. memaparkan sejumlah cara ini bersumber dari berbagai situs berita dan juga situs terkait teknik sipil. Cara Menyiasati Tanah Miring Longsor 1. Membuat Tembok Beton Untuk mencegah terjadinya tanah miring longsor, salah satu caranya adalah membangun tembok beton yang menutup tebing dan lereng. Tembok dari beton atau semen bisa menahan tanah, namun memang harus dibuat semacam saluran air agar air bisa keluar dari tanah dan tidak tertahan. 2. Menanam Pohon di Lereng dan Tebing Cara alami untuk mengatasi tanah miring longsor adalah menanam pohon dengan akar tunggang yang besar, bisa menahan air dan juga tanah. Saat terjadi penggundulan hutan pada tebing atau lereng, nantinya memang bisa berakibat pada tanah longsor. 3. Tidak Memangkas Tebing Secara Tegak Lurus Kalau ingin membuat jalan, rumah, atau bangunan dekat tebing, sebaiknya tidak memangkas tebing secara tegak lurus. Kalau hal ini dilakukan, ada kemungkinan bagian bawah tidak mampu menyangga bagian atas sehingga terjadi tanah miring longsor. 4. Membuat Terasering Atau Sengkedan Pernah melihat sawah yang dibuat tersusun? Nah, inilah terasering atau sengkedan, keduanya memang sama. Terasering atau sengkedan adalah metode konservasi dengan membuat teras untuk mengurangi panjang lereng, peluang air terserap oleh tanah lebih besar. 5. Membuat Soil Nailing Teknik soil nailing adalah teknik memperkuat tanah untuk menjaga kestabilan galian tanah dengan memasukkan besi beton. Besi beton yang dipasang memiliki jarak yang dekat dengan massa tanah sehingga tanah menjadi lebih stabil. 6. Membuat Horizontal Drain Horizontal drain adalah teknik membuat lubang drainase dalam tanah untuk mengurangi tekanan air dalam tanah. Teknik ini juga akan meningkatkan kestabilan lereng atau tebing, air mengalir sehingga tidak terjadi tanah miring longsor. 7. Memasukkan Micropile Teknik micropile ini adalah teknik yang dipakai untuk menstabilkan lereng di semua jenis tanah dan batuan. Tiang beton berdiameter kecil dimasukkan ke dalam tanah, tiang bisa menahan tanah agar tidak terjadi tanah miring longsor. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyiasati tanah miring longsor, meski ada juga cara dengan membuat desain rumah di tanah menurun. Saat merancang rumah atau bangunan yang berada di kontur tanah miring memang berbeda dengan tanah yang datar. Situs properti selalu menghadirkan artikel dan tips menarik mengenai properti, desain, hukum, hingga gaya hidup. Saatnya kamu memilih dan mencari properti terbaik untuk tempat tinggal atau investasi properti seperti Jakarta Garden City.
Kudus(ANTARA) - Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengakibatkan jalan desa tertutup longsoran tanah sehingga tidak bisa dilalui kendaraan bermotor pada Rabu. Menurut seorang warga Desa Rahtawu, Sukarwan, tanah longsor terjadi pada Rabu dini hari, ketika turun hujan.
- Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis. Seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Sejumlah daerah di Indonesia rawan akan bencana longsor. Longsor menyebabkan banyak kerugian, seperti korban jiwa, rusaknya infrastruktur, rusaknya lingkungan, dan hilangnya tempat tinggal. Baca juga Tahukah Kamu Seberapa Kuat Jaring Laba-Laba? Baca juga Favorit Banyak Orang, Ketahui Bagaimana Tempe Dibuat Lantas, apa yang harus dilakukan agar tak terjadi tanah longsor? Berikut beberapa saran agar tidak terjadi tanah longsor yang bisa dilakukan, yakni 1. Pemantauan dan pembatasan lahan rawan longsor Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencegahan tanah longsor bisa dilakukan dengan pemantauan kondisi stabilitas tanah dan membatasi penggunaan tanah dengan stabilitas rendah. Longsor terjadi di tanah yang tidak stabil, sehingga pembatasan penggunaan lahan bisa mencegah terjadinya longsor. 2. Tidak mendirikan rumah di daerah rawan longsor Agar tidak terjadi tanah longsor, sebaiknya tidak mendirikan rumah, kolam, dan bangunan lainnya di daerah rawan longsor. Daerah rawan longsor, seperti di daerah lereng yang kecuramannya lebih dari 20 derajat, pada lereng berkelok, di bawah tebing, di tanah lempung, lembah, bantaran sungai, dan tanah yang gundul, curah hujan tinggi, dan rawan gempa bumi. Baca juga Kenali Hak dan Kewajiban Konsumen Baca juga Penyebab Tinta Cumi Berwarna Hitam dan Manfaatnya untuk Kehidupan Manusia Dikutip dari Geological Survey, daerah yang umumnya aman dari tanah longsor adalah daerah dengan batuan dasar yang keras dan tidak berseni yang belum bergerak di masa lalu belum pernah longsor, daerah yang sudut kemiringannya datar, dan sepanjang hidung punggung bukit, mundur dari puncak lereng. 3. Memperbaiki drainase air
MAKALAHTANAH LONGSOR. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun dari luar bumi (eksogen) dapat menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi manusia. Bencana-bencana tersebut diantaranya merupakan tanah longsor. Tanah longsor merupakan satu peristiwa dikarenakan adanya gerakan tanah.
RumahCom – Selain banjir, tanah longsor merupakan bencana alam yang kerap terjadi di wilayah Indonesia. Bencana tanah longsor terjadi karena adanya ketidakstabilan tanah atau batuan suatu lereng. Tanah atau batuan, maupun campuran keduanya, menuruni lereng menuju dataran yang lebih rendah pada saat terjadi longsor. Longsor menjadi salah satu masalah besar, terutama bagi Anda yang ingin membangun rumah di kawasan pegunungan atau pinggir sungai. Anda harus mengetahui cara mencegah tanah longsor untuk mengurangi resiko tanah menjadi longsor. Longsor biasanya terjadi karena terdapat gangguan kestabilan pada lereng tanah. Tanah yang labil dan tidak memiliki pohon sebagai tumpuan alami bisa mengalami pergeseran. Pada umumnya, beberapa kondisi morfologi seperti kemiringan lereng, kondisi bebatuan, maupun tanah penyusun lereng, serta kondisi tata air atau hidrologi pada lereng dapat memicu atau malah mencegah gangguan itu terjadi. Baca artikel ini sampai habis untuk mengetahui cara mencegah tanah longsor dan mengenali penyebabnya! 10 Cara Mencegah Tanah Longsor Pembuangan dan Penggantian Material Memperbaiki Drainase Permukaan dan Bawah Permukaan Tanah Menjaga Volume Air Di Atas Lereng Melestarikan Vegetasi Menggali Bagian Atas Lereng Menopang Permukaan Lereng Membangun Tiang Pancang Membangun Dinding Penahan Memasang Sambungan atau Jembatan Membatasi Jumlah Bangunan Pada Lahan Rawan Longsor Penyebab Tanah Longsor Terjadinya Peningkatan Kandungan Air Getaran Pada Lereng Peningkatan Beban Pemotongan Kaki Lereng Secara Sembarangan Penebangan Hutan Secara Liar 1. 10 Cara Mencegah Tanah Longsor Bila dilihat dari sudut pandang konstruksi bangunan, tanah merupakan sebuah elemen paling penting dalam mendirikan sebuah bangunan. Tanah memiliki fungsi untuk menahan beban dari bangunan dan menjadi sebuah penentu apakah bangunan bisa bertahan dan digunakan dalam waktu yang lama. Perlu Anda ketahui, tanah sangat rentan mengalami pengikisan dan bisa menyebabkan longsor. Berikut ini adalah sepuluh cara mencegah adanya pemicu longsoran agar tidak terjadi bencana tanah longsor dilansir dari penelitian oleh Arthur W. Root tentang Prevention of Landslides. 1. Pembuangan dan Penggantian Material Setiap tanah memiliki struktur tanah yang berbeda-beda. Tanah dan batuan yang memiliki struktur rapuh dan rawan longsor dapat dipindahkan dan diganti dengan material yang lebih kuat, seperti tanah berlumpur atau berpasir. Karena pelapukan serpih dapat membentuk tanah yang rawan longsor, prosedur pemindahan dan penggantian harus mencakup langkah-langkah untuk mencegah pelapukan lanjutan dari batuan yang tersisa. Material longsor tidak boleh didorong kembali ke atas lereng. Ini hanya akan menyebabkan gerakan tanah longsor yang berkelanjutan. 2. Memperbaiki Drainase Permukaan dan Bawah Permukaan Tanah Karena air merupakan faktor utama terjadinya tanah longsor, perbaikan drainase di permukaan dan bawah permukaan di lokasi dapat meningkatkan stabilitas lereng yang rawan longsor. Air permukaan harus dialihkan jauh dari daerah rawan longsor dengan mengalirkan air di saluran drainase berjajar atau pipa saluran pembuangan ke dasar lereng. Air harus dialihkan sedemikian rupa untuk menghindari memicu tanah longsor yang berdekatan dengan lokasi. Air permukaan tidak boleh dibiarkan menggenang di lereng yang rawan longsor. Jika dibiarkan, maka tanah akan melembek yang pada akhirnya akan terbawa oleh aliran air menuruni lereng menuju ke bawah. Hal itu akan mengakibatkan longsor. 3. Menjaga Volume Air Di Atas Lereng Air dapat diminimalisir dari tanah di atas lereng dengan menggunakan parit yang diisi dengan kerikil dan pipa berlubang atau sumur air yang dipompa. Penampungan air seperti kolam renang, saluran air, dan saluran pembuangan harus dipelihara untuk mencegah kebocoran. Penyiraman rumput dan tumbuh-tumbuhan pada tanah di atas lereng harus dijaga seminimal mungkin. Tanah liat memiliki konduktivitas hidrolik yang rendah dan sulit untuk dikeringkan. Dengan keringnya tanah, maka meringankan berat beban tanah pada atas lereng sehingga kemungkinan terjadinya tanah longsor dapat dicegah. 4. Melestarikan Vegetasi Pepohonan, rerumputan, dan vegetasi dapat meminimalkan jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Selain itu, dengan adanya tanaman mampu memperlambat erosi yang disebabkan oleh aliran air permukaan. Air tanah pun diserap oleh akar tumbuhan sehingga dapat menghilangkan air dari permukaan tanah. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin pada portal Berita Institut Pertanian Bogor, menanam berbagai jenis tanaman vetiver seperti akar wangi pada kawasan lereng bisa mencegah dan mengurangi risiko terjadinya longsor. Tanaman vetiver memiliki akar yang bisa tumbuh panjang sampai 2 meter ke dalam tanah yang sangat baik untuk menopang tanah supaya konturnya tidak mengalami perubahan dan mengakibatkan longsor. Untuk jangka panjangnya, Anda bisa menanam pohon trembesi pada kawasan lereng sebagai salah satu bentuk pencegahan longsor. Selain mencegah longsor, manfaat kayu trembesi lainnya adalah bisa menyerap sekaligus menyaring air hujan dengan baik. 5. Menggali Bagian Atas Lereng Memindahkan tanah dan batu di bagian atas tanah longsor mengurangi tekanan penggerak dan dapat memperlambat atau bahkan menghentikan tanah longsor. Tanah dan batuan tambahan di atas tanah longsor perlu disingkirkan untuk mencegah tanah longsor baru terbentuk di lereng atas. Meratakan sudut kemiringan di puncak bukit dapat membantu menstabilkan lereng yang rawan longsor. 6. Menopang Permukaan Lereng Jika kaki tanah longsor berada di dasar lereng, timbunan dapat ditempatkan di atas kaki dan di sepanjang dasar lereng. Timbunan tersebut mampu meningkatkan gaya penahan di sepanjang permukaan runtuh di daerah kaki. Timbunan tersebut akan mencegah bagian tanah atau batuan di atas lereng turun ke dasar lereng. Namun, jika kaki lebih tinggi pada lereng, penambahan timbunan akan membebani tanah dan batuan di bawah kaki sehingga menyebabkan tanah longsor membentuk lereng bawah timbunan. 7. Membangun Tiang Pancang Tiang pancang menyerupai balok logam yang didorong ke dalam tanah atau ditempatkan di lubang bor. Tiang pancang yang ditempatkan dengan benar harus meluas ke lapisan batuan yang kompeten di bawah tanah longsor. Selain tiang pancang, juga diperlukan balok penopang. Balok penopang ditempatkan pada kemiringan lereng tiang untuk mencegah tiang agar tidak jatuh atau miring. Balok kayu dan tiang telepon tidak disarankan untuk digunakan sebagai tiang pancang karena kurang kuat dan dapat membusuk. Tips membangun rumah di tepi lereng, perhatikan kekuatan struktural dari tiang pancang supaya bangunan Anda tidak mudah bergeser dan mengakibatkan tanah menjadi longsor. 8. Membangun Dinding Penahan Karena tanah longsor dapat merembes melalui celah di antara tumpukan, dinding penahan tanah sering kali dibangun. Dinding penahan dapat dibangun dengan menambahkan balok logam, beton, atau kayu secara horizontal di antara tiang penahan. Dinding tersebut dapat diperkuat lebih lanjut dengan menambahkan pengikat dan balok penopang. Dinding penahan tanah juga dibuat dari beton, balok kayu, batu, rel kereta api, atau kayu gelondongan, tetapi ini mungkin tidak cukup kuat untuk menahan gerakan tanah longsor dan dapat roboh. Setelah dibangun, maka dinding penahan harus dipelihara dan dirawat. Kurangnya perawatan dapat menyebabkan gerakan tanah longsor yang baru. 9. Memasang Sambungan atau Jembatan Pencegahan longsor, terutama pada jalur jalan raya, dapat dilakukan dengan membangun jembatan untuk menyambung area satu dengan lainnya. Dengan adanya jembatan ini, maka beban yang ditanggung oleh tanah yang dilalui oleh kendaraan akan berkurang. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya longsor bisa diminimalisir. 10. Membatasi Jumlah Bangunan Pada Lahan Rawan Longsor Untuk mencegah terjadinya peningkatan beban tanah pada atas lereng, yang bisa memicu ketidakstabilan tanah, maka jumlah bangunan yang boleh dibangun di atas lereng harus diperhatikan. Bila perlu, untuk sebuah kawasan miring dengan tanah dan batuan yang kurang kuat, sebaiknya pembangunan di atasnya tidak diijinkan. Memiliki rumah yang berada di daerah perbukitan sangatlah menyenangkan. Selain memiliki pemandangan yang bagus, Anda bisa menikmati udara yang lebih sejuk dan segar. Apakah Anda tertarik ingin tinggal di daerah perbukitan? Berikut ini adalah pilihan hunian modern terbaik di Wilayah Bogor. 2. Penyebab Tanah Longsor Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana yang tidak kita inginkan. Bencana tanah longsor tidak akan terjadi pada tanah yang miring sekalipun jika tidak ada pemicunya. Tanah longsor dipicu oleh beberapa penyebab. Pemicu terjadinya bencana tanah air yang dilansir dari National Geographic antara lain 1. Terjadinya Peningkatan Kandungan Air Kandungan air yang tinggi dari atas lereng dapat menambah beban batuan dan tanah di atas lereng, sehingga memacunya untuk melorot ke bagian bawah lereng. Selain itu, sifat air yang mengalir dari atas ke tempat yang lebih rendah dapat memicu terjadinya ketidakstabilan tanah. Untuk itu, memperhatikan kadar air di atas lereng sangat penting dalam mencegah terjadinya tanah longsor. 2. Getaran Pada Lereng Terjadinya getaran pada lereng yang diakibatkan oleh gempa bumi maupun aktivitas lainnya seperti pengeboran, ledakan, atau penggalian dapat memicu terjadinya pergerakan tanah. Pergerakan tanah ini berpotensi menyebabkan longsor. 3. Peningkatan Beban Pemicu tanah longsor yang selanjutnya adalah peningkatan beban pada area atas lereng. Meningkatkannya beban di atas tanah yang melebihi daya tahan tanah mampu memicu terjadinya longsor. Penambahan jumlah bangunan, padatnya pemukiman warga dan peningkatan kadar air yang terletak di atas lereng bisa membuat beban tanah meningkat sehingga memacu gerakan ketidakstabilan tanah. 4. Pemotongan Kaki Lereng Secara Sembarangan Apabila tanah pada kaki lereng digerus atau dipotong, maka akan menurunkan daya tahan kaki lereng untuk menahan beban atas lereng. Apalagi jika hal ini dilakukan sembarangan dan tanpa ijin. Melakukan hal ini tanpa kontrol dari pihak yang berwenang, bisa mengakibatkan tidak terkontrolnya jumlah kaki lereng yang dipotong untuk kepentingan pembangunan, misalnya. Akibatnya, lereng tidak memiliki penyangga yang cukup kuat. Hal ini berakibat pada longsornya batuan dan tanah dari atas lereng. 5. Penebangan Hutan Secara Liar Selain menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, penebangan hutan secara liar bisa membuat kondisi tanah menjadi longgar dan labil. Hal ini bisa terjadi dikarenakan tanah tidak memiliki tumpuan dari akar tanaman. Apabila terkena hujan lebat, tanah yang labil akan mudah terlepas dan menjadi longsor yang sangat membahayakan. Itulah pembahasan lengkap mengenai penyebab tanah longsor dan 10 cara untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dan bisa membantu Anda dalam mencegah terjadinya longsor yang sangat berbahaya. Apakah Anda memiliki rencana untuk pindah rumah? Cek video yang informatif berikut ini untuk mengetahui tips pindah rumah agar berjalan lancar! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Berikutdiuraikan 6 (enam) langkah praktis sebagai berikut: 1. Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman. (Lihat ilustrasi gambar kiri). Buatlah galengan atau terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal apabila membangun permukiman. (Lihat ilustrasi gambar kanan).
RumahCom – Curah hujan yang turun makin tinggi di akhir tahun memang rawan menimbulkan bencana seperti tanah longsor. Melansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB mencatat setidaknya 511 kejadian tanah longsor terjadi di Indonesia sepanjang 2021. BNPB sendiri mendeskripsikan longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Selain masuknya air ke dalam tanah, ada beberapa faktor lain yang dapat mengakibatkan tanah longsor. Melalui artikel ini, kita akan mempelajari lebih rinci mengenai tanah longsor di antaranya 10 Penyebab Area Rawan Longsor1. Curah Hujan Tinggi2. Gempa3. Tanah yang Kurang Padat4. Lereng Terjal5. Erosi & Penggundulan Hutan6. Penyusutan Muka Air Danau atau Bendungan7. Area Pertanian di Lereng8. Batuan yang Rapuh9. Material Timbunan pada Tebing10. Beban Berat pada Tanah Jenis-Jenis Tanah Longsor1. Longsor Translasi2. Longsor Rotasi3. Pergerakan Blok4. Runtuhan Batu5. Rayapan Tanah6. Aliran Bahan Rombakan Cara Mengurangi Risiko Tanah Longsor 10 Penyebab Area Rawan Longsor Lalu bagaimana bisa terjadi longsor? Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD DIY melalui situs resminya menjelaskan proses terjadi longsor adalah ketika air yang meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Saat air tersebut menembus tanah kedap air yang menjadi bidang gelincir, tanah pun menjadi licin dan akhirnya bergerak keluar dari lereng. 1. Curah Hujan Tinggi Menjelang musim penghujan antara September sampai puncaknya pada Desember, risiko terjadinya tanah longsor semakin besar. Selama musim kemarau, kadar air pada tanah cenderung akan menguap dan membentuk pori-pori atau retakan. Ketika musim hujan datang, air akan memenuhi celah tersebut dan membuat tanah melunak dalam waktu singkat. Saat fenomena ini terjadi, pergerakan tanah mulai terjadi dan mengakibatkan longsor. 2. Gempa Getaran hebat yang dihasilkan oleh gempa bumi dapat memecah tanah dalam waktu cepat dan akhirnya menjadi longsor. Tidak hanya gempa, getaran terus-menerus dari mesin, ledakan, atau kendaraan yang lewat juga dapat mengakibatkan tanah longsor. 3. Tanah yang Kurang Padat Kerapuhan tanah tidak hanya terjadi akibat musim kemarau. Jenis tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5m dengan sudut lereng mencapai 220 derajat juga berisiko mengalami longsor. Kedua jenis tanah tersebut sangat mudah pecah saat panas dan lembek saat diguyur air. 4. Lereng Terjal Longsor adalah bencana yang mudah terjadi ketika berurusan dengan lereng atau tebing terjal. Hal ini karena semakin terjal lereng maka gaya pendorongnya juga makin besar. Pembentukan lereng dan tebing terjal sendiri terjadi akibat pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. 5. Erosi & Penggundulan Hutan Tidak hanya menghasilkan oksigen, hutan juga sangat penting untuk mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsor. Karena itu, daerah yang gundul akibat penebangan hutan berisiko lebih tinggi mengalami erosi dan tanah longsor. Erosi sendiri terjadi akibat pengikisan air sungai atau laut ke arah tebing. Tanpa adanya tumbuhan, tanah yang terkena erosi akan makin cepat mengalami longsor 6. Penyusutan Muka Air Danau atau Bendungan Longsor adalah bencana yang berkaitan erat dengan air. Jika permukaan air danau atau bendungan susut secara cepat, gaya penahan pada tanah akan hilang. Akibatnya, tanah akan retak dan berpotensi mengalami longsor. Kondisi dapat diperparah jika kemiringan bendungan mencapai 220 derajat. 7. Area Pertanian di Lereng Lahan pertanian di lereng dapat berpotensi menimbulkan tanah longsor. Alasannya sederhana, jenis bibit yang ditanam umumnya tidak memiliki akar kuat untuk mengikat bulir tanah. Ditambah dengan penataan lahan perkebunan yang buruk dan genangan di air di petak pertanian semakin meningkatkan risiko longsor. 8. Batuan yang Rapuh Setelah erupsi, gunung berapi biasanya meninggalkan batuan endapan dan sedimen yang merupakan campuran antara kerikil, batu lempung, dan pasir. Material tersebut umumnya kurang kuat dan mudah sekali untuk mengalami proses pelapukan sehingga mudah longsor. 9. Material Timbunan pada Tebing Dalam proyek pembangunan dan perluasan area, biasanya akan dilakukan proses pemotongan tebing dan tanah sisa akan ditumpuk di lembah. Tanah tersebut biasanya belum padat sempurna sehingga mudah sekali terjadi longsor saat diguyur hujan lebat. 10. Beban Berat pada Tanah Jalan raya yang umumnya dibangun di pinggir lereng akan mendapatkan tekanan dari kendaraan untuk waktu lama. Lama-kelamaan, tekanan tersebut dapat memperbesar gaya dorong tanah hingga akhirnya menyebabkan tanah longsor. Tips aplikasi peta digital pada ponsel untuk melihat berbagai bencana alam yang tengah terjadi di sekitar Anda. Jenis-Jenis Tanah Longsor Melalui pembahasan sebelumnya, Anda telah memahami apa saja faktor yang menjadi penyebab sebuah daerah rawan terkena tanah longsor. Kini, mari kita simak jenis tanah longsor yang terbagi dalam 6 jenis di antaranya 1. Longsor Translasi Jenis longsor paling umum ini merupakan peristiwa dimana bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang bisa berbentuk rata atau bergelombang landai. 2. Longsor Rotasi Jika longsor rotasi tanah bergerak pada bidang datar, maka jenis rotasi biasanya melibatkan massa tanah dan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk cekungan. 3. Pergerakan Blok Disebut juga longsoran translasi blok batu, jenis tanah longsor ini biasanya ditandai dengan bergeraknya massa tanah berbentuk blok pada bidang gelincir rata. Tidak seperti jenis translasi dimana tanah cenderung berhamburan, pada pergerakan blok, tanah yang jatuh bersamaan akan membentuk seperti kubus atau petak sawah. 4. Runtuhan Batu Sesuai dengan namanya, jenis tanah longsor satu ini terjadi ketika sejumlah besar batuan dan material lain jatuh bebas akibat tanah di bawahnya rapuh serta terkikis. Kejadian longsor ini biasanya terjadi di daerah pantai. Karena material yang jatuh sangat berat, diharapkan warna yang tinggal di lokasi rawan untuk waspada. 5. Rayapan Tanah Rayapan tanah longsor adalah jenis longsor yang bergerak cukup lambat. Dengan jenis tanah berupa butiran halus dan kasar, pergerakan rayapan tanah sering kali tidak disadari orang. Setelah berjalan cukup lama, dampak kerusakan yang terlihat biasanya tiang listrik atau pohon semakin miring karena terdorong longsor. 6. Aliran Bahan Rombakan Terakhir, pada jenis ini longsor terjadi akibat air yang massa tanah bergerak menuruni lereng. Pada tipe ini, kecepatan longsor sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, volume dan tekanan air, serta material tanah. Aliran Bahan Rombakan sangat berbahaya yang mampu memakan banyak korban karena gerakan longsor dapat terjadi sepanjang lereng hingga ratusan meter. Tinggal di area rawan banjir memiliki risiko yang tinggi mengalami bencana seperti tanah longsor. Ini saatnya Anda mencari hunian, yang bebas banjir dan longsor. Cek pilihan hunian di Lampung dibawah Rp700 juta yang aman dari banjir dan longsor . Cara Mengurangi Risiko Tanah Longsor Bencana alam seperti tanah longsor memang salah satu kehendak Tuhan yang tidak dapat diprediksi. Namun, kita dapat mengurangi risikonya dengan melakukan beberapa pencegahan tanah longsor seperti berikut ini Hindari membangun rumah di atas dan bawah lereng terjal. Longsor adalah bencana yang sering terjadi tiba-tiba tanpa disadari, jadi usahakan tidak mendirikan bangunan apapun di bawah lereng yang tanahnya terlihat rapuh. Tidak membuat kolam aliran air untuk sawah di bagian atas lereng. Genangan air dapat melembutkan tanah sehingga risiko tanah longsor semakin tinggi Sebaiknya, segera tutup dan padatkan retakan tanah yang terlihat dibawah pondasi rumah/sawah agar air tidak masuk melalui retakan. Jangan menebang pohon di daerah lereng. Sebaiknya ditanami dengan jenis tanaman keras yang akarnya kuat dan mampu mengikat tanah. Usahakan tidak memotong tebing jalan menjadi tegak. Ketika tanah di bawahnya mulai terkikis maka dapat terjadi longsor runtuhan batu yang berbahaya. Jangan mendirikan rumah di pinggir sungai karena tanah rawan terjadi erosi dan mengakibatkan longsor. Buat saluran pembuangan air SPA yang dapat menjadi tempat penampungan air tanah SPAT ketika terjadi hujan lebat. Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis, penyebab, dan cara pencegahan tanah longsor. Melalui artikel ini semoga kita semua semakin waspada dan dapat terhindari dari bencana. Tonton video informatif berikut ini untuk mempelajari cara mencari rumah bebas banjir! Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
TangselMedia– Aksen jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Padang dengan Provinsi Jambi terputus akibat tanah longsor di Panorama Dua Sutinjau Laut, Rabu malam sekitar 02.30 WIB. “Material longsor menutup badan jalan sepanjang 30 meter dengan ketinggian dua meter,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Memasuki musim hujan tahun ini, bencana tanah longsor telah melanda sejumlah tempat, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur. Selain memakan korban jiwa, infrastruktur seperti jalan dan jembatan, perkampungan, rumah beserta penghuninya terkena dampak tertimbun material longsor. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menunjukkan sepanjang 2018-sampai November-terjadi 268 kali bencana tanah longsor, lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 848 kejadian. Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah kejadian bencana tanah longsor fluktuatif. Masalahnya, lebih dari 112,46 juta hektare atau hampir 60% luas dataran Indonesia adalah kawasan rentan longsor, perbukitan, dan pegunungan curam dengan topografi berombak dan bergelombang. Hitungan ini menurut data dari buku Tanah-Tanah Pertanian Indonesia 2004 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Indonesia. Kita memerlukan informasi tanah, geoteknik, dan geofisik untuk menentukan prakiraan lokasi dan waktu longsor ketika memasuki musim hujan guna mencegah kerusakan lebih parah dan jatuhnya korban. Apa penyebab longsor ? Longsor dapat dikategorikan sebagai salah satu bencana yang disebabkan oleh tanah. Pergerakan massa tanah dan batuan dari atas ke bawah menyebabkan longsor. Kejadian longsor dipengaruhi oleh landai atau curamnya lereng suatu kawasan, tebal atau tipisnya lapisan tanah di atas lapisan batuan penyusun bukit dan gunung, iklim curah hujan, suhu, salju, dan vegetasi. Adapun pemicu yang mempercepat terjadinya longsor antara lain guncangan akibat gempa, tambahan beban pada bagian atas lereng, pemotongan lereng bawah dan hujan deras. Curah hujan tinggi pemicu longsor Air merupakan faktor utama terjadinya longsor. Intensitas hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat akan memicu banjir dan longsor. Untuk mengantisipasi kejadian longsor, kita perlu mengetahui besar dan lamanya curah hujan yang menimpa suatu daerah. Satuan untuk menghitung jumlah curah hujan adalah milimeter mm; 1 mm CH berarti ada 1 liter air hujan yang turun pada areal dengan luas 1 meter persegi. Pada 2 dan 3 November 2018 sejumlah kecamatan di Kota Padang dilanda banjir bandang dan longsor. Ini disebabkan curah hujan yang mencapai 91 mm dan 187 mm dalam waktu lima jam, angka itu termasuk hujan dengan intensitas sangat lebat. Pengukuran di lima stasiun iklim di Kota Padang menunjukkan kisaran curah hujan pada 2 November mulai dari 47,4–91 mm dan 13,7–187 mm pada 3 November 2018. Data ini bersumber penuturan langsung dari Sugeng Nugroho, peneliti Stasiun Klimatologi Padang Pariaman, kepada penulis. Jika dirata-ratakan, maka curah hujan yang turun sekitar 73 mm di Kota Padang. Dengan luas 695 kilometer persegi, maka telah turun air hujan sebanyak 50,75 juta meter kubik setara dengan air dalam kolam renang selama satu hari saja. Air yang turun sebanyak itu, tentu saja tidak akan tertampung oleh tanah dan sungai. Di tanah terjadilah aliran permukaan atau limpasan permukaan runoff. Sedangkan di sungai mengakibatkan meningkatnya debit air sungai secara signifikan. Batas kritis dari aliran permukaan ini adalah 50 meter kubik per detik pada satu daerah aliran sungai DAS. Jika batas ini terlampaui maka terjadilah banjir di dataran aluvial tanah yang terbentuk karena endapan dan longsor pada daerah perbukitan. Tanah dan vegetasi berperan penting menyerap air hujan yang turun. Air hujan masuk ke dalam tanah melalui pori-pori yang ada di tanah. Ini disebut infiltrasi. Setelah semua pori tanah terisi air, tanah akan jenuh air. Inilah awal terjadinya genangan di atas permukaan tanah. Saat tanah jenuh air, maka tanah menjadi lebih berat dan mencair sehingga mudah mengalir. Laju aliran permukaan semakin besar seiring pertambahan volume air hujan yang turun. Permukaan tanah yang ditutupi vegetasi akan mampu menahan dan menyerap air hujan lebih banyak karena terbentuk celah antara akar dan butiran tanah yang dapat menahan air hujan dibandingkan dengan permukaaan tanah tanpa vegetasi atau tanah yang dilapisi beton. Tumbukan air hujan pada tanah tanpa vegetasi akan lebih keras dan memecah agregat tanah sehingga mudah terjadinya aliran permukaan tanah. Sedangkan pada permukaan tanah yang dilapisi beton tak ada air hujan yang bisa masuk ke dalam tanah. Akan semakin rawan longsor jika mendirikan bangunan di puncak dan lereng bukit pada daerah dengan intensitas curah hujan tinggi. Bisakah longsor diprediksi? Peta Prediksi Gerakan Tanah Longsor per 8 Maret 2018 Pukul WIB. BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana menerbitkan peta prediksi longsor secara periodik yang bisa menjadi rujukan untuk melihat tingkat kerawanan suatu wilayah. Longsor biasanya terjadi pada kawasan perbukitan dan pegunungan dengan lerengnya yang curam sampai sangat curam bahkan tertoreh dengan kelerengan >15%. Topografi kawasan rentan longsor berombak sampai bergelombang lereng 8-15%, berbukit lereng 15-30% dan bergunung >30%. Wilayah dengan bentuk berbukit dan bergunung yang rentan longsor mencapai 47,7% di Pulau Jawa dan 35% di Sumatra. Kedua pulau ini memiliki tipe iklim basah dengan jumlah curah hujan tahunan antara 3000 sampai > 5000 mm. Secara teoretis jika faktor penyebab longsor sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik dapat dimodelkan secara matematis untuk prakiraan atau prediksi suatu kawasan rentan longsor atau tidak. Pengetahuan tentang sifat tanah dan geologi suatu kawasan akan menentukan mitigasi untuk menghadapi kejadian longsor di masa datang. Tanah dengan kedalaman yang tipis dan berada di atas batuan yang rapuh berbeda perilakunya dengan kawasan yang memiliki lapisan tanah yang dalam dan bebatuan yang kuat dan kekar ketika curah hujan turun dengan deras. Curah hujan sebagai faktor aktif penyebab longsor tentu tidak dapat dicegah untuk turun deras atau tidak di satu kawasan. Sebenarnya di luar negeri seperti di Amerika Serikat telah ada dipasang alat-alat untuk memonitor longsor. Alat ini dipasang di lokasi rawan longsor, dikendalikan secara nirkabel dan menggunakan satelit atau penginderaan jauh. Sensor longsor ini bekerja secara simultan untuk mendeteksi perubahan dan pergerakan tanah, volume air hujan, geoteknik bebatuan dan kelerengan. Indonesia belum memiliki alat sensor ini karena mahal US$ jika mendatangkan dari luar negeri dan tentu saja diperlukan dalam jumlah banyak. Sedangkan di Indonesia, ditengarai masih dalam proses penelitian. Setidaknya ada sejumlah inovasi alat deteksi longsor dari universitas dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Perubahan iklim pengaruhi longsor? Laporan sekumpulan peneliti perubahan iklim menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan suhu udara di daratan dan suhu air laut sebesar 0,850 derajat Celsius dari tahun 1880 ke 2012. Peningkatan suhu ini biasanya diiringi dengan ketidakteraturan jumlah curah hujan. Misalnya suatu daerah akan mengalami kekeringan atau peningkatan curah hujan yang ekstrem. Fenomena pemicu terjadinya longsor terutama akibat intensitas hujan yang tinggi dan frekuensi hujan deras yang terjadi. Perubahan iklim berdampak langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan, ketersediaan air dan faktor perubahan penggunaan lahan akibat aktivitas manusia. Semuanya ini akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung terhadap bencana longsor, besar dan kerapnya terjadi longsor tersebut. Apakah kejadian longsor yang banyak di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim? Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC pada 2012 menyatakan bahwa perubahan curah hujan yang tinggi akan memungkinkan terjadinya longsor di beberapa daerah. Masih belum ada penelitian yang memastikan hubungan tersebut di Indonesia, tapi bisa kita jelaskan dengan sains. Alih fungsi hutan dan lahan akan mengubah siklus air. Perubahan fungsi lahan dan bertambah banyaknya bangunan akan mengurangi jumlah air yang meresap ke dalam tanah. Curah hujan yang lebih deras akan menghasilkan limpahan air menjadi lebih intens, dan memicu terjadinya longsor. Cara mencegah longsor Peranan manusia dalam penggunaan lahan akan lebih mempengaruhi terjadinya longsor. Walau ada teknik mekanis untuk memperkuat tanah di daerah longsor, infrastruktur tersebut tidak banyak di Indonesia. Kita dapat mencegah longsor dengan menanam pohon-pohon di daerah berlereng yang dapat memperkuat tanah. Kawasan lereng terjal sampai sangat terjal sebaiknya jangan dialihfungsikan sebagai lahan pertanian atau perumahan. Jika sudah terlanjur maka lahan itu sebaiknya dibuat teras bangku, budi daya lorong sesuai kontur tanah, atau dipagari dengan vegetasi yang bisa mengikat butiran tanah antara lain dengan tanaman bambu dan rumput vetiver.
8Fq4ej. 5hgh0d11yg.pages.dev/2895hgh0d11yg.pages.dev/3685hgh0d11yg.pages.dev/2855hgh0d11yg.pages.dev/2255hgh0d11yg.pages.dev/1925hgh0d11yg.pages.dev/3995hgh0d11yg.pages.dev/445hgh0d11yg.pages.dev/2965hgh0d11yg.pages.dev/293
agar kolam tanah tidak longsor